Nama
: Wiyan Martiwi Karismawati NIM
: A1B012167
KELOMPOK-KELOMPOK
SOSIAL DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT
A.
Pengantar
Manusia pada
dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain.
Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness
sehingga manusia juga disebut social animal (hewan sosial). Sejak dilahirkan
manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu:
- Keinginan
untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (yaitu masyarakat)
- Keinginan
untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
B.
Pendekatan Sosiologis terhadap Kelompok-Kelompok Sosial
Manusia pada awalnya merupakan anggota kelompok sosial
yang dinamakan keluarga. Setiap anggota mempunyai pengalaman masing-masing
dalam hubungannya dengan kelompok-kelompok sosial lain di luar rumah. Bila
mereka berkumpul, terjadilah tukar menukar pengalaman di antara mereka. Saling
tukar menukar pengalaman inilah yang disebut sebagai social experiences, dimana
di dalam kehidupan berkelompok mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan
kepribadian orang-orang yang bersangkutan. Suatu kelompok sosial cendrung untuk
tidak menjadi kelompok yang statis, tetapi selalu berkembang serta mengalami
perubahan-perubahan.
Manusia mempunyai naluri
untuk senantiasa berhubungan dengan sesamanya. Hubungan yang
berkesinambungan tersebut menghasilkan pola pergaulan yang dinamakan pola
interaksi sosial. Pergaulan tersebut menghasilkan pandangan-pandangan yang
merupakan nilai-nilai manusia yang kemudian sangat berpengaruh terhadap cara
dan pola berpikirnya. Misalnya, seseorang memberikan tekanan yang kuat kepada
factor kebendaan, pola berpikirnya cendrung bersifat materialistik.
Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau
kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka.
Hubunn tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling tolong menolong.
C.
Tipe-Tipe Kelompok Sosial
1. Klasifikasi Tipe-Tipe Kelompok Sosial
Tipe-tipe
kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut atau atas dasar
berbagai kriteria ukuran antara lain: ukuran besar kecilnya jumlah anggota
kelompok, ukuran atas dasar derajat interaksisosial dalam kelompok sosial, kepentingan
dan wilayah, berlangsungnya suatu kepentingan.
2. Kelompok Sosial Dipandang dari Sudut
Individu
Dalam
masyarakat yang sudah kompleks, individu biasanya menjadi anggota dari kelompok
sosial tertentu sekaligus, misalnya atas dasar seks, ras, kekerabatan, usia,
serta pekerjan yang keanggotaannya bersifat sukarela. Dengan demikian,terdapat
terdapat derajat tertentu serta arti tertentu bagi individu sehubungan dengan
keanggotaan kelompok sosial yang tertentu sehingga bagi individu terdapat dorongan-dorongan
tertentu sebagai anggota suatu kelompok sosial.
3. In-Group dan Out-Group
In
Group adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya. Out
Group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan dari in group. Perasaan in
group atau out group didasari dengan sikap yang dinamakan etnosentris, yaitu
adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang terbaik
dibandingkan dengan kelompok lainnya.
4 Kelompok Primer (primary group) dan
Kelompok Sekunder (secondary Group)
Kelompok
Primer atau face to face group merupakan kelompok sosial yang paling sederhana,
dimana anggotanya saling mengenal serta
ada kerja sama yng erat. Contohnya: keluarga, teman sepermainan dan lain-lain.
Kelompok
Sekunder adalah kelompok yang terdiridari banyak orng, yang sifat hubungannya
tidak berdasarkan pengenalan secara pribadi dan juga tidak langeng. Contohnya:
hubungan kontrak jual beli.
5. Paguyuban (gemeinschaft) dan Patembayan
(gesellschaft)
Paguyuban
(gemeinsschaft) merupakan bentuk kehidupan bersama, dimana anggotanya diikat
oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal. Dasar hubungan
tersebut adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang memang telah d
kodratkan. Hubungan seperti ini dapat dijumpai dalam kekuarga, kelompok
kekerabatan, rukun tetengga dan lain-lain. Patembayan (gesellschaft) merupakan
ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu pendek. Ia
bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka. Contohnya adalah ikatan
antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik dan lain-lain.
6. Formal Group dan Informal Group
Formal
group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan
oleh anggota anggotanya untuk mengatur hubungan antarsesama. Contohnya:
organisasi. Informal group tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu
atau yang pasti. Kelompok-kelompok tesebut biasanya terbentuk karena pertemuan
yang berulang kali yang didasari oleh kepentingan dan pengalaman yang sama.
Contohnya klik (clique)
7. Membership Group dan Reference Group
Membership
group merupakan suatu kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota
kelompok tersebut. Reference group ialah kelompok-kelompok sosial yang menjadi
acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk pribadi
dan prilakunya.
8. Kelompok Okupasionl dan Volunter
Kelompok
Okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi
kekerabatan, dimana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan
yang sejenis. Contohnya: kelompok profesi seperti asosiasi sarjana farmasi,
ikatan dokter Indonesia dan lain-lain. Kelompok Volonter adalah kelompok orang
yang memiliki kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat.
Melalui kelompok ini diharapkan akan dapat memenuhi kepentingan anggotany
secara individual tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara umum.
D.
Kelompok-kelompok Sosial yang tidak Teratur
1. Kerumunan (crowd)
Kerumunan
(crowd) adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat, pada waktu yang bersamaan. Bentuk kerumunan
dalah formal dn ekspresif (direncanakan). Kerumunan bersifat sementara, yaitu
tidak menyenangkan, keadaan panik. Berlawanan dengan norma hokum (emosional dan
immoral).
2. Publik
Publik
merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara
tidak langsung melalui alat-alat komunikasi seperti pembicaraan pribadi yang
berantai, desas-desus, surat kabar, radio, televisi, film dan lain sebagainya.
E. Masyarakat Pedesaan
(rural community) dan Masyarakat Perkotaan (urban community)
1. Masyarakat Setempat (community)
Istilah
community dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat”, yang menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku, atau
bangsa. Apabila anggota-anggota suatu kelompok, baik kelompok itu besar maupun
kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut
dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, maka kelompok tadi
disebut sebagai masyarakat setempat.
2. Tipe-tipe Masyarakat Setempat
Dalam
mengadakan klasifikasi masyarakat setempat, dapat digunakan empat criteria yang
saling berpautan, yaitu:
·
Jumlah
penduduk
·
Luas,
kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman
·
Fungsi-fungsi
khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat
·
Organisasi masyarakat setempat yang
bersangkutan
3. Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat
Perkotaan
Perbedaan
antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan yaitu:
Masyarakat Pedesaan
|
Masyarakat Perkotaan
|
Warga memiliki hubungan yang lebih
erat
|
Jumlah penduduknya tidak tentu
|
Sistem kehidupan biasanya berkelompok
atas dasar kekeluargaan
|
Bersifat individualis
|
Umumnya hidup dari pertanian
|
Pekerjaan lebih bervariasi, lebih
tegas batasannya dan lebih sulit mencari pekerjaan
|
Golongan orang tua memegang peranan
penting
|
Perubahan sosial terjadi secara cepat,
menimbulkan konflik antara golongan muda dengan golongan orang tua
|
Dari sudut pemerintahan, hubungan
antara penguasa dan rakyat bersifat informal
|
Interaksi lebih disebabkan faktor
kepentingan daripada faktor pribadi
|
Perhatian masyarakat lebih pada
keperluan utama kehidupan
|
Perhatian lebih pada penggunaan
kebutuhan hidup yang dikaitkan dengan masalah prestise
|
Kehidupan keagamaan lebih kental
|
Kehidupan keagamaan lebih longgar
|
Banyak berurbanisasi ke kota karena
ada faktor menarik dari kota
|
Banyak migran yang berasal dari daerah
dan berakibat negative di kota, yaitu pengangguran, naiknya kriminalitas,
persoalan rumah dan lain-lain
|
F.
Kelompok-kelompok Kecil (small group)
Small group adalah suatu kelompok yang secara teoritis
terdiri paling sedikit dari dua orang,
dimana orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan
yang menganggap hubungan itu sendiri penting baginya.
G.
Dinamika Kelompok Sosial
Dinamika kelompok sosial, setiap kelompok sosial pasti
mengalami perkembangan serta perubahan. Perubahan dalam kelompok sosial, ada
yang mengalami perubahan secara lambat, namun ada pula yang mengalami perubahan
secara cepat.