Senin, 17 Desember 2012

implikasi kelas sosial dalam masyarakat



Ambrosius Dean Perwira (A1B012011)
Wiyan Martiwi Karismawati (A1B012167)

“Implikasi Kelas Sosial Dalam Masyarakat”

Definisi Kelas Sosial Berdasarkan karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti yang sama, walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut. Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi. Jadi kelas sosial dapat didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda, sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kelas sosial merupakan bentuk segmentasi yang hierarkis dan alamiah. Klasifikasi pembagian kelas sosial terdiri atas :
1). Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
·         Golongan sangat kaya
·         Golongan kaya dan
·         Golongan miskin
Aristoteles menggambarkan ketiga kelas tersebut seperti piramida:
·         Golongan pertama : merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
·         Golongan kedua : merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.
·         Golongan ketiga : merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.

2) Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
a. Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
b. Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.
c. Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.
Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan kapatalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.

3) Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam kelas yakni:
a. Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class)
b. Kelas sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper class)
c. Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle class)
d. Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle class)
e. Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower class)
f. Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class)
Kelas sosial pertama : keluarga-keluarga yang telah lama kaya. Kelas sosial kedua : belum lama menjadi kaya Kelas sosial ketiga : pengusaha, kaum professional Kelas sosial keempat : pegawai pemerintah, kaum semi profesional, supervisor, pengrajin terkemuka Kelas sosial kelima : pekerja tetap (golongan pekerja) Kelas sosial keenam : para pekerja tidak tetap, pengangguran, buruh musiman, orang bergantung pada tunjangan.

4) Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:
1. Kelas puncak (top class)
2. Kelas menengah berpendidikan (academic middle class) Kelas menengah ekonomi (economic middle class)
3. Kelas pekerja (workmen dan Formensclass)
4. Kelas bawah (underdog class)

            Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah. Contoh : Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Berdasarkan Status Politik secara politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Seseorang yang mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisan tinggi, sedangkan yang tidak punya wewenang berada dilapisan bawah.

Rabu, 05 Desember 2012

kelompok-kelompok sosial


Nama : Wiyan Martiwi Karismawati                                                              NIM : A1B012167
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT

A. Pengantar
            Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness sehingga manusia juga disebut social animal (hewan sosial). Sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu:
  1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (yaitu masyarakat)
  2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
B. Pendekatan Sosiologis terhadap Kelompok-Kelompok Sosial
            Manusia pada awalnya merupakan anggota kelompok sosial yang dinamakan keluarga. Setiap anggota mempunyai pengalaman masing-masing dalam hubungannya dengan kelompok-kelompok sosial lain di luar rumah. Bila mereka berkumpul, terjadilah tukar menukar pengalaman di antara mereka. Saling tukar menukar pengalaman inilah yang disebut sebagai social experiences, dimana di dalam kehidupan berkelompok mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian orang-orang yang bersangkutan. Suatu kelompok sosial cendrung untuk tidak menjadi kelompok yang statis, tetapi selalu berkembang serta mengalami perubahan-perubahan.
            Manusia mempunyai naluri  untuk senantiasa berhubungan dengan sesamanya. Hubungan yang berkesinambungan tersebut menghasilkan pola pergaulan yang dinamakan pola interaksi sosial. Pergaulan tersebut menghasilkan pandangan-pandangan yang merupakan nilai-nilai manusia yang kemudian sangat berpengaruh terhadap cara dan pola berpikirnya. Misalnya, seseorang memberikan tekanan yang kuat kepada factor kebendaan, pola berpikirnya cendrung bersifat materialistik.
            Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka. Hubunn tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling tolong menolong.
C. Tipe-Tipe Kelompok Sosial
    1. Klasifikasi Tipe-Tipe Kelompok Sosial
Tipe-tipe kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut atau atas dasar berbagai kriteria ukuran antara lain: ukuran besar kecilnya jumlah anggota kelompok, ukuran atas dasar derajat interaksisosial dalam kelompok sosial, kepentingan dan wilayah, berlangsungnya suatu kepentingan.
    2. Kelompok Sosial Dipandang dari Sudut Individu
Dalam masyarakat yang sudah kompleks, individu biasanya menjadi anggota dari kelompok sosial tertentu sekaligus, misalnya atas dasar seks, ras, kekerabatan, usia, serta pekerjan yang keanggotaannya bersifat sukarela. Dengan demikian,terdapat terdapat derajat tertentu serta arti tertentu bagi individu sehubungan dengan keanggotaan kelompok sosial yang tertentu sehingga bagi individu terdapat dorongan-dorongan tertentu sebagai anggota suatu kelompok sosial.
    3. In-Group dan Out-Group
In Group adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya. Out Group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan  sebagai lawan dari in group. Perasaan in group atau out group didasari dengan sikap yang dinamakan etnosentris, yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang terbaik dibandingkan dengan kelompok lainnya.
    4 Kelompok Primer (primary group) dan Kelompok Sekunder (secondary Group)
Kelompok Primer atau face to face group merupakan kelompok sosial yang paling sederhana, dimana anggotanya saling mengenal  serta ada kerja sama yng erat. Contohnya: keluarga, teman sepermainan dan lain-lain.
Kelompok Sekunder adalah kelompok yang terdiridari banyak orng, yang sifat hubungannya tidak berdasarkan pengenalan secara pribadi dan juga tidak langeng. Contohnya: hubungan kontrak jual beli.
    5. Paguyuban (gemeinschaft) dan Patembayan (gesellschaft)
Paguyuban (gemeinsschaft) merupakan bentuk kehidupan bersama, dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang memang telah d kodratkan. Hubungan seperti ini dapat dijumpai dalam kekuarga, kelompok kekerabatan, rukun tetengga dan lain-lain. Patembayan (gesellschaft) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu pendek. Ia bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka. Contohnya adalah ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik dan lain-lain.
    6. Formal Group dan Informal Group
Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota anggotanya untuk mengatur hubungan antarsesama. Contohnya: organisasi. Informal group tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti. Kelompok-kelompok tesebut biasanya terbentuk karena pertemuan yang berulang kali yang didasari oleh kepentingan dan pengalaman yang sama. Contohnya klik (clique)
    7. Membership Group dan Reference Group
Membership group merupakan suatu kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Reference group ialah kelompok-kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk pribadi dan prilakunya.
    8. Kelompok Okupasionl dan Volunter
Kelompok Okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi kekerabatan, dimana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis. Contohnya: kelompok profesi seperti asosiasi sarjana farmasi, ikatan dokter Indonesia dan lain-lain. Kelompok Volonter adalah kelompok orang yang memiliki kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat. Melalui kelompok ini diharapkan akan dapat memenuhi kepentingan anggotany secara individual tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara umum.
D. Kelompok-kelompok Sosial yang tidak Teratur
    1. Kerumunan (crowd)
Kerumunan (crowd) adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu  tempat, pada waktu yang bersamaan. Bentuk kerumunan dalah formal dn ekspresif (direncanakan). Kerumunan bersifat sementara, yaitu tidak menyenangkan, keadaan panik. Berlawanan dengan norma hokum (emosional dan immoral).
    2. Publik
Publik merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi seperti pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, radio, televisi, film dan lain sebagainya.
E. Masyarakat Pedesaan (rural community) dan Masyarakat Perkotaan (urban community)
    1. Masyarakat Setempat (community)
Istilah community dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat”, yang menunjuk  pada warga sebuah desa, kota, suku, atau bangsa. Apabila anggota-anggota suatu kelompok, baik kelompok itu besar maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, maka kelompok tadi disebut sebagai masyarakat setempat.
    2. Tipe-tipe Masyarakat Setempat
Dalam mengadakan klasifikasi masyarakat setempat, dapat digunakan empat criteria yang saling berpautan,  yaitu:
·         Jumlah penduduk
·         Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman
·         Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat
·         Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan
    3. Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan yaitu:
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat Perkotaan
Warga memiliki hubungan yang lebih erat
Jumlah penduduknya tidak tentu
Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar kekeluargaan
Bersifat individualis
Umumnya hidup dari pertanian
Pekerjaan lebih bervariasi, lebih tegas batasannya dan lebih sulit mencari pekerjaan
Golongan orang tua memegang peranan penting
Perubahan sosial terjadi secara cepat, menimbulkan konflik antara golongan muda dengan golongan orang tua
Dari sudut pemerintahan, hubungan antara penguasa dan rakyat bersifat informal
Interaksi lebih disebabkan faktor kepentingan daripada faktor pribadi 
Perhatian masyarakat lebih pada keperluan utama kehidupan
Perhatian lebih pada penggunaan kebutuhan hidup yang dikaitkan dengan masalah prestise
Kehidupan keagamaan lebih kental
Kehidupan keagamaan lebih longgar
Banyak berurbanisasi ke kota karena ada faktor menarik dari kota
Banyak migran yang berasal dari daerah dan berakibat negative di kota, yaitu pengangguran, naiknya kriminalitas, persoalan rumah dan lain-lain

F. Kelompok-kelompok Kecil (small group)
            Small group adalah suatu kelompok yang secara teoritis terdiri  paling sedikit dari dua orang, dimana orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan yang menganggap hubungan itu sendiri penting baginya.

G. Dinamika Kelompok Sosial
            Dinamika kelompok sosial, setiap kelompok sosial pasti mengalami perkembangan serta perubahan. Perubahan dalam kelompok sosial, ada yang mengalami perubahan secara lambat, namun ada pula yang mengalami perubahan secara cepat.

fenomena interaksi sosial


NAMA : WIYAN MARTIWI KARISMAWATI                 NIM : A1B012167

FENOMENA INTERAKSI SOSIAL DI SEKITAR KITA
            Dalam kehidupan bermasyarakat, kita sebagai makhluh sosial selalu membutuhkan dan berhubungan dengan orang lain. Komunikasi yang terjadi dalam proses ini merupakan suatu interaksi antara yang satu dengan yang lainnya yang menghasilkan suatu hubungan timbal balik. Interaksi ini kemudian disebut sebagai interaksi sosial. Menurut pengertiannya, Interaksi Sosial merupakan suatu hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lain, antara individu dengan suatu kelompok, ataupun antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.Untuk lebih memahami tentang interaksi sosial, berikut ini merupakan contoh fenomena interaksi sosial d sekitar kita.
            Di era globalisasi seperti sekarang ini banyak terjadi fenomena-fenomena interaksi sosial yang terjadi d dalam masyarakat. Salah satu fenomena interaksi sosial yang sedang marak melanda masyarakat khususnya melanda anak muda dan remaja adalah penggunaan situs jejaring sosial. Sekarang ini sudah banyak situs jejaring sosial yang kita temui seperti facebook, twitter, YM, mig, skype, dan masih banyak lagi. Semua situs jejaring sosial yang ada menawarkan kemudahan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Setiap orang yang memiliki akun jejaring sosial dapat berkomunikasi dengan orang lain yang juga memiliki akun jejaring sosial yang sama. Tidak hanya komunikasi antara individu dengan individu saja yang dapat terjadi, komunikasi antara individu dengan kelompok serta komunikasi antara kelompok dengan kelompok juga dapat terjadi. Sebagai contoh adalah adanya group ataupun komunitas  hobi yang ada dalam situs jejaring sosial.
            Tanpa kita sadarari dari contoh penggunaan situs jejaring sosial terjadi banyak komunikasi yang menyebabkan terjadi suatu interaksi antara satu dengan lainnya. Interaksi yang terjdi melalui media jejaring sosial ini juga dapat dikatakan sebagai interaksi sosial yang terjadi disekitar kita.